Mungkin Nanti__
Suatu pagi seseorang pamit di WA group kantor. Waktunya telah habis. Kemarin tepatnya usianya merangkai BUP atau batas usia pensiun. Ini adalah kegembiaraan sekaligus denting kecemasan.
Kenapa, karena berhenti dari kebiasaan yang telah puluhan tahun dilakoni selalu butuh waktu adaptasi untuk mulai terbiasa. Rutinitas pekerjaan yang kadang kita keluhkan, sekali waktu teramat membosankan tapi dua tiga hari tidak dilakukan, libur terlalu lama, lama-lama akan suntuk juga.
Iya, bisa saja kerinduan pada dunia kerja akan sewaktu-waktu menyergap, tahulah, rindu itu selalu berat bukan? Dan entah bagaimana mengurainya, itu seperti kerinduan pada sesuatu yang telah tiada.
Banyak yang terjadi, saat pensiun tiba bersamaan dengan tiba-tiba sakit. Selain memang usia yang menjadi penyebab, perubahan aktivitas yang amat drastis juga akan berpengaruh. Saat biasanya pagi-pagi bersegera karena ada jadwal ke kantor, lalu setelah pensiun dan hanya di rumah saja boleh jadi malas-malasan saja. Tidak ada hiu dalam hari-hari kita lagi. Walaupun tidak relate tapi beberapa memang seperti itu adanya. Menganggap jam apel pagi, atau setumpuk tugas di tempat kerja sebagai hiu atau tantangannya.
Hiu? Mungkin ada yang masih mengernyitkan alis, kenapa jadi bawa-bawa Ikan dalam pembicaraan pensiun ini.
Baiklah, sekedar bernostalgia dengan cerita nelayan jepang dengan ikan hiunya.
Jadi, semua tahu sejak dulu penduduk jepang sangat menyukai ikan, dan harus segar, bahkan Ikan mentah adalah favoritnya. Maka untuk memperoleh ikan-ikan yang segar dari laut mereka menggunakan berbagai cara agar ikan-ikannya terjaga sampai ke tangan konsumen. Awalnya mereka mengunakan es, tapi itu tidak memuaskan keinginan warga, kesegaran ikan yang dibekukan berbeda dengan yang baru saja ditangkap. Lalu kemudian mereka membawa ikan-ikan hidup dalam bak-bak besar sampai ke daratan. Tapi ternyata Ikannya tetap tidak sesegar saat baru saja ditangkap meskipun ikan-ikan tersebut masih dalam keadaan hidup. Karena ternyata meskipun tidak mati ikannya tidak bergerak banyak sehingga mempengaruhi kesegarannya. Maka dipakailah teknik hiu itu.
Jadi dalam setiap bak besar itu ditempatkan hiu-hiu yang setiap saat mengejar ikan-ikan yang ada dalam bak. Ikan-ikan yang akhirnya sampai di daratan tidak ada bedanya dengan ikan yang baru saja ditangkap dilaut.
Intinya, ikan-ikan jadi lebih sehat dan segar karena adanya hiu yang kerap mengejarnya.
Meski terlihat menyebalkan, membuat susah, tapi sejatinya hiu itu membuat setiap ikan waspada dan memiliki energi untuk terus bergerak.
Jadi terkadang kita butuh hiu, kalau perlu menciptakan hiu kita untuk terus mawas diri dalam menjalani hari.
Begitulah, tentang pensiun ini.
Tapi selebihnya tentu saja, memasuki usia pensiun adalah kegembiraan. Seolah waktu senja telah tiba, masa untuk beristirahat dari lelah sepanjang harinya. Waktunya duduk menikmati semburat indah kala matahari akan terbenam.
Komentar
Posting Komentar